Tulisan
ini bukanlah sebuah cerita atau pengalaman terbaik dalam ikatan, namun aku
hanya ingin memberitahumu sebuah rasa yang menjelma menjadi rangkaian kata yang sarat makna dengan
kebanggaan serta luapan syukurku berada dalam barisan ikatan ini.
Ketika
sebagian besar orang ragu akan bangunnya ikatanku dari tidurnya, ketika aku
mulai muak mendengar lengkingan, jeritan, dan cemoohan. Bahkan ketika aku pun
mulai mengamini keraguan yang mereka
lontarkan. Disinilah aku mulai tak ingin lagi memperjuangkannya. Tepat satu
langkah dan gunting keputusasaan sudah
nyaris memotong pita yang melambangkan kebulatan tekadku, ada suara yang
berbeda meski tak seriuh jeritan dan cemoohan. Dia menyerukan adakalanya aku
harus tutup telinga dan mataku, tetaplah menjadi diriku. Nampaknya aku
melupakan gerombolan kecil yang baru saja berseru kepadaku, ya merekalah yang
menyadarkanku untuk memperjuangkannya kembali. Tentu aku tidak hanya sendiri,
mereka pun ada bersamaku. Ikatan yang akan selalu kuikat kuat dengan kasih
sayang, kelembutan, dan keistiqomahan.
Kau
tahu? ini bukan keputusan yang salah, perjalanan juang yang dilalui begitu
indah. Kesabaran dan kegigihan pejuang yang bisa dikatakan minoritas adalah
sebuah tantangan yang akan menghasilkan ranum buah kasih sayang, serta
persaudaraan yang terjalin karena-Nya.
Rasa
bangga menyelimuti diri ini ketika kita mampu tetap berdiri meski begitu banyak
tantangan yang menghadang dan siap menerjang perjuangan ini, ya perjuangan untuk memperjuangkan ikatanku.
Tetap kokoh mengibarkan marunnya panji-panji kebenaran di tengah luasnya padang
hijau kampusku. Kita tidak boleh gentar, sebab aku yakin kita adalah seorang
yang beriman, meski sesekali pernah gemetar namun jauh di dalam hati kita akan
lebih bergetar jika kita mendengar nama-Nya disebutkan.
Bahkan
jika tantangan itu bak ombak yang menyisir bibir pantai atau bahkan badai
lautan yang menerjang karang, percayalah bahwa Allah telah menguji ketahanan
kita. Ketahanan untuk memperjuangkan agama Allah melalui ikatan ini. Sebab
mungkin kitalah yang menjadi sosok-sosok pilihan yang ikut andil dalam kejayaan
islam masa mendatang.
Rasa
syukur pun selalu menghiasi ketika
lingkaran kecil itu terbentuk, bersyukur aku bisa merasakan pahit manisnya
perjuangan bersama mereka yang luar biasa. Bersyukur, karena DIA mempertemukan
kita untuk mengikat satu sama lain. ketauhilah aku tanpa mereka adalah
seseorang yang rapuh. Maka dari itu tetaplah bergengaman tangan untuk saling
menguatkan.
Kebanggaan
ini tidak berhenti disini saja, ada kebanggaan lain yang berada di pundaku.
Yang selalau menyertaiku dalam perjuangan ini.
IMMawati
predikat ini yang menambah kebanggaan dalam perjuangan. IMMawati bukanlah
sebuah amanah yang harus dikurangi tapi pengorbanan yang harus dilebihkan,
begitu kira-kira pesan dari seorang IMMawati Universitas Hasanuddin.
Menyandang sebagai seorang
IMMawati, apakah ini sebuah takdir, pilihan atau hanya sebuah kebetulan? Dulu pertanyaan
ini sering muncul ketika pertama kali
aku mengenalnya sebagai sebuah ikatan. Bahkan dulu aku sempat mengiranya ini
adalah pilihanku. Tapi nampaknya perkiraanku salah.
Apakah kalian IMMawati pernah
menanyakan hal yang serupa? Kalau ya, aku ingin memberitahumu bahwa ini adalah
sebuah takdir. Meski mungkin kau merasa ketika kau menyandang sebagai seorang
IMMawati adalah sebuah ketiksengajaan atau kebetulan. Perlu kau ketahui wahai
IMMawati, ini bukanlah sebuah ketidaksengajaan, kebetulan atau bahkan kau
menganggap ini adalah pilihanmu sendiri. BUKAN, bukan itu jawabnya wahai
IMMawati, kitalah yang dipilih oleh Allah.
Sebab mungkin di hadapan Allah kitalah wanita-wanita tangguh yang menangguhkan dakwah ini. Sebab
mungkin melalui tangan-tangan kita bisa menyentuh hati calon IMMawati lain.
IMMawati ada pernyataan bahwa
ditangan perempua-perempuanlah tonggak baik buruknya sebuah negara. Aku rasa
itu tidak hanya berlaku dalam sebuah negara, karena ditangan kita pulalah wahai
IMMawati salah satu penentu besar dalam baik buruknya ikatan ini. Maka jagalah
amanah ini. Aku tahu bebanmu sangat berat namun aku pun tahu jiwamu juga kuat. IMMawati,
Jadilah wanita sholihah yang sekuat seribu laki-laki.
IMMawati, jadikan setiap harap agar tak berlebihan,
agar setiap rasa selalu dalam kadarnya, dan agar tiap cita tetap terbingkai
dalam niatnya.
IMMawati, aku berharap kita
termasuk perempuan-perempuan yang di wajahnya terlihat syurga. Sungguh kita
diciptakan olehNya dengan begitu banyak kemuliaan. Begitu banyak keistemawaan,
hingga Allah menyebutkan kita dalam kalamnya.
Berkali-kali
aku hanya menyebutkan IMMawati, bukan berarti aku mendeskriminasikan gender
dalam ikatan ini. Tidak sama skali, dari awal aku sudah menyebutkan bahwa aku
hanya sekedar memberitahu mengenai rasa yang penuh dengan kesyukuran, kebanggaan serta kebahagiaan. Sebab inilah
diriku. Diriku yang kau pun menyebutnya “IMMawati”.
Bahkan
sampai diakhir, IMMawati masih menjadi tokoh utama dalam tulisan kecilku,
karena aku ingin kau menyadari bahwa
dirimu adalah seindah-indahnya perhiasan dunia.
Seindah
Perhiasan Dunia (sajak untuk IMMawati)
Seharum mawar yang memamerkan baunya
Seelok senja yang terhampar di kaki langit
Sebiru lautan yang selalu menyejukkan kalbu
Dan seindah hiasan yang selalu terpancar di setiap sudut dunia
Adalah engkau, wanita berhati lembut dan berakhlak mulia
Terbalut sutra yang menjulur sampai batasnya
Berdiri kokoh untuk menerjang arus kemungkaran dan badai dosa
Di sudut peradaban dunia kau masih terlihat jelas dengan anggunnya
Bukankah kau sebaik-baik perhiasan dunia??
Indahmu tidak hanya bersifat semu, elokmupun bukan sekedar fatamorgana
Akan tetapi itu nyata dan kau senantiasa menjaganya,
Untuk membuktikan kecintaanmu pada Yang Maha Kuasa
Bermata jeli, lakasana bidadari.. untukmu melihat keagungan ilahi
Berwajah cerah nan indah yang selalu terjaga oleh sucinya air wudhu
Lembutnya suaramu ketika kau lantunkan ayat-ayat itu,
Dan kau tetap berbisik lirih menyebut asmanya, menghiasi dalam penatnya dunia
Di tengah malam, kau teteskan bulir-bulir air itu
Bulir air yang menjadi saksi bisu, bahwa kau begitu merindu
Rindu untuk dapat bersua pada Rasul dan Tuhanmu
Adalah engkau IMMawati sholihah, penghuni firdaus yang selalu ditunggu
#IMMawati
Sholihah
#IMMawati
tangguh
#IMMawati
kece ^^
#Salam
Ikatan_IMM Komisariat Unila
14 Maret 2016
14 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar