Senin, 01 Mei 2017

Saatnya Aku Mengutarakan (Untukmu IMMku)


Tulisan ini bukanlah sebuah cerita atau pengalaman terbaik dalam ikatan, namun aku hanya ingin memberitahumu sebuah rasa yang menjelma menjadi  rangkaian kata yang sarat makna dengan kebanggaan serta luapan syukurku berada dalam barisan ikatan ini.
Ketika sebagian besar orang ragu akan bangunnya ikatanku dari tidurnya, ketika aku mulai muak mendengar lengkingan, jeritan, dan cemoohan. Bahkan ketika aku pun mulai mengamini keraguan yang  mereka lontarkan. Disinilah aku mulai tak ingin lagi memperjuangkannya. Tepat satu langkah  dan gunting keputusasaan sudah nyaris memotong pita yang melambangkan kebulatan tekadku, ada suara yang berbeda meski tak seriuh jeritan dan cemoohan. Dia menyerukan adakalanya aku harus tutup telinga dan mataku, tetaplah menjadi diriku. Nampaknya aku melupakan gerombolan kecil yang baru saja berseru kepadaku, ya merekalah yang menyadarkanku untuk memperjuangkannya kembali. Tentu aku tidak hanya sendiri, mereka pun ada bersamaku. Ikatan yang akan selalu kuikat kuat dengan kasih sayang, kelembutan, dan keistiqomahan.
Kau tahu? ini bukan keputusan yang salah, perjalanan juang yang dilalui begitu indah. Kesabaran dan kegigihan pejuang yang bisa dikatakan minoritas adalah sebuah tantangan yang akan menghasilkan ranum buah kasih sayang, serta persaudaraan yang terjalin karena-Nya.
Rasa bangga menyelimuti diri ini ketika kita mampu tetap berdiri meski begitu banyak tantangan yang menghadang dan siap menerjang perjuangan ini,  ya perjuangan untuk memperjuangkan ikatanku. Tetap kokoh mengibarkan marunnya panji-panji kebenaran di tengah luasnya padang hijau kampusku. Kita tidak boleh gentar, sebab aku yakin kita adalah seorang yang beriman, meski sesekali pernah gemetar namun jauh di dalam hati kita akan lebih bergetar jika kita mendengar nama-Nya disebutkan.
Bahkan jika tantangan itu bak ombak yang menyisir bibir pantai atau bahkan badai lautan yang menerjang karang, percayalah bahwa Allah telah menguji ketahanan kita. Ketahanan untuk memperjuangkan agama Allah melalui ikatan ini. Sebab mungkin kitalah yang menjadi sosok-sosok pilihan yang ikut andil dalam kejayaan islam masa mendatang.
Rasa syukur  pun selalu menghiasi ketika lingkaran kecil itu terbentuk, bersyukur aku bisa merasakan pahit manisnya perjuangan bersama mereka yang luar biasa. Bersyukur, karena DIA mempertemukan kita untuk mengikat satu sama lain. ketauhilah aku tanpa mereka adalah seseorang yang rapuh. Maka dari itu tetaplah bergengaman tangan untuk saling menguatkan.   
Kebanggaan ini tidak berhenti disini saja, ada kebanggaan lain yang berada di pundaku. Yang selalau menyertaiku dalam perjuangan ini.
IMMawati predikat ini yang menambah kebanggaan dalam perjuangan. IMMawati bukanlah sebuah amanah yang harus dikurangi tapi pengorbanan yang harus dilebihkan, begitu kira-kira pesan dari seorang IMMawati Universitas Hasanuddin.
Menyandang sebagai seorang IMMawati, apakah ini sebuah takdir, pilihan atau hanya sebuah kebetulan? Dulu pertanyaan ini  sering muncul ketika pertama kali aku mengenalnya sebagai sebuah ikatan. Bahkan dulu aku sempat mengiranya ini adalah pilihanku. Tapi nampaknya perkiraanku salah.
Apakah kalian IMMawati pernah menanyakan hal yang serupa? Kalau ya, aku ingin memberitahumu bahwa ini adalah sebuah takdir. Meski mungkin kau merasa ketika kau menyandang sebagai seorang IMMawati adalah sebuah ketiksengajaan atau kebetulan. Perlu kau ketahui wahai IMMawati, ini bukanlah sebuah ketidaksengajaan, kebetulan atau bahkan kau menganggap ini adalah pilihanmu sendiri. BUKAN, bukan itu jawabnya wahai IMMawati,  kitalah yang dipilih oleh Allah. Sebab mungkin di hadapan Allah kitalah wanita-wanita  tangguh yang menangguhkan dakwah ini. Sebab mungkin melalui tangan-tangan kita bisa menyentuh hati calon IMMawati lain.
IMMawati ada pernyataan bahwa ditangan perempua-perempuanlah tonggak baik buruknya sebuah negara. Aku rasa itu tidak hanya berlaku dalam sebuah negara, karena ditangan kita pulalah wahai IMMawati salah satu penentu besar dalam baik buruknya ikatan ini. Maka jagalah amanah ini. Aku tahu bebanmu sangat berat namun aku pun tahu jiwamu juga kuat. IMMawati, Jadilah wanita sholihah yang sekuat seribu laki-laki.
IMMawati, jadikan setiap harap agar tak berlebihan, agar setiap rasa selalu dalam kadarnya, dan agar tiap cita tetap terbingkai dalam niatnya.

IMMawati, aku berharap kita termasuk perempuan-perempuan yang di wajahnya terlihat syurga. Sungguh kita diciptakan olehNya dengan begitu banyak kemuliaan. Begitu banyak keistemawaan, hingga Allah menyebutkan kita dalam kalamnya.
Berkali-kali aku hanya menyebutkan IMMawati, bukan berarti aku mendeskriminasikan gender dalam ikatan ini. Tidak sama skali, dari awal aku sudah menyebutkan bahwa aku hanya sekedar memberitahu mengenai rasa yang penuh dengan kesyukuran,  kebanggaan serta kebahagiaan. Sebab inilah diriku. Diriku yang kau pun menyebutnya “IMMawati”. 
Bahkan sampai diakhir, IMMawati masih menjadi tokoh utama dalam tulisan kecilku, karena aku  ingin kau menyadari bahwa dirimu adalah seindah-indahnya perhiasan dunia.

Seindah Perhiasan Dunia (sajak untuk IMMawati)

Seharum mawar yang memamerkan baunya
Seelok senja yang terhampar di kaki langit
Sebiru lautan yang selalu menyejukkan kalbu
Dan seindah hiasan yang selalu terpancar di setiap sudut dunia
Adalah engkau, wanita berhati lembut dan berakhlak mulia
Terbalut sutra yang menjulur sampai batasnya
Berdiri kokoh untuk menerjang arus kemungkaran dan badai dosa
Di sudut peradaban dunia kau masih terlihat jelas dengan anggunnya
Bukankah kau sebaik-baik perhiasan dunia??
Indahmu tidak hanya bersifat semu, elokmupun bukan sekedar fatamorgana
Akan tetapi itu nyata dan kau senantiasa menjaganya,
Untuk membuktikan kecintaanmu pada Yang Maha Kuasa
Bermata jeli, lakasana bidadari.. untukmu melihat keagungan ilahi
Berwajah cerah nan indah yang selalu terjaga oleh sucinya air wudhu
Lembutnya suaramu ketika kau lantunkan ayat-ayat itu,
Dan kau tetap berbisik lirih menyebut asmanya, menghiasi dalam penatnya dunia
Di tengah malam, kau teteskan bulir-bulir air itu
Bulir air yang menjadi saksi bisu, bahwa kau begitu merindu
Rindu untuk dapat bersua pada Rasul dan Tuhanmu
Adalah engkau IMMawati sholihah, penghuni firdaus yang selalu ditunggu

 
#IMMawati Sholihah
#IMMawati tangguh
#IMMawati kece ^^
#Salam Ikatan_IMM Komisariat Unila

14 Maret 2016



Tidak ada komentar:

Posting Komentar